Kolecer Produksi Warga Kampung Awi, Membuat Suasana Alam Nan Indah Menjadi Nyaman dan Asri

Bogor | detikNews – Saat kita mengunjungi Kampung Awi Larangan, Desa Sirnajaya, Kecamatan Sukamakmur, Kabupaten Bogor. Tidak cukup sehari untuk menikmati suasana alamnya. Persawahan, jauh dari polusi, akan menjadi pengalaman yang tidak bisa terlupakan.

Ada pemandangan berbeda ditempat tersebut yaitu, kawasan persawahan warga yang terlihat cantik nan asri, dengan kincir-kincir angin yang berputar pelan, 2 baling-baling bambu kincir terus berputar bergerak mengikuti hembusan angin.

Kincir angin atau yang disebut ‘Kolecer’ ini memang sengaja ditancapkan di area persawahan warga. Al-hasil, kincir angin tersebut berhasil menjadi penghias kawasan Desa yang terlihat lebih berwarna dan hidup.

Menilik catatan sejarah, ‘Kolecer’ dibuat lantaran para Petani membutuhkan hiburan di sela-sela mereka menunggu ladang. Saat angin berhembus kencang, mereka berpikir untuk membuat sebuah Kincir Angin yang indah.

Tidak hanya enak dilihat, Kincir Angin itu juga akan mengeluarkan suara ketika disapu oleh angin, sehingga membuat suasana sunyi berubah menjadi semarak.

Di Kampung Awi Larangan, masyarakat setempat masih dikatakan menggemari membuat ‘Kolecer’.

Menurut Lutfi (24), Kampung Awi RT03/RW02, Desa Sirnajaya, Kecamatan Sukamakmur, ‘Kolecer’ yang bagus adalah yang akan berputar ketika diterpa angin. Ketika angin semakin kencang, maka putarannya akan semakin kuat, dan berpindah secara tiba-tiba akan berhenti dan kemudian berputar lagi saat hembusan angin kembali

“Kolecer seperti itu dikatakan bagus karena memiliki makna filosofi yang tinggi. ‘Kolecer’ mengajarkan tiap orang harus menjadi manusia yang sukses. Namun, saat mencapai kesuksesan, kita harus berhenti sejenak untuk merenung dan mengintrospeksi diri”, ucapnya, Kamis 16/02/2023.

Para penduduk yang kerja di luar wilayah, biasanya pada saat musim angin pulang dahulu untuk memasang ‘Kolecer’. Unsur rekreasi yang didapat dari ‘Kolecer’ adalah suara yang dihasilkan dari gerak putarannya. Dalam istilah Sunda disebut ‘Nyeguk’ karena pada saat tekanan angin tersebut sampai melengkung ke belakang, dan ketika angin melemah gerakannya akan kembali tersentak kedepan dan berbunyi : ‘Wuuk’. Suara yang dihasilkan itu akan menjadi kebanggaan pemiliknya. Semakin keras suara yang dihasilkan semakin bagus kualitasnya, dan ‘Kolecer’ yang dibuat bisa dihargai 300 ribu sampai dengan 1 juta.(Asep)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *